Pengolahan Limbah Gas Adalah

Mengurangi Limbah Cair

Limbah cair dapat dikurangi dengan mengefisienkan produksi, sehingga limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir.

Baca juga: 11 Contoh Limbah Cair

Karakteristik Limbah Cair

Seluruh limbah cair yang berasal dari industri, kegiatan rumah tangga atau tempat umum, biasanya sudah tidak digunakan lagi. Agar air limbah tidak merusak lingkungan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat.

Bila dilihat secara umum, limbah cair ini bisa dikenali sesuai dengan karakteristik kimia, fisik hingga bakteriologis yang dimilikinya. Bila dilihat dari segi fisik, air limbah pada dasarnya memiliki warna suram serta sedikit berbau.

Sebagian besar limbah cair memiliki bentuk air, namun ada pula limbah yang tercampur dengan bahan-bahan yang memiliki bentuk padat. Sedangkan, bila dilihat dari karakteristik kimia yang dimilikinya, air limbah mempunyai campuran zat kimia organik serta anorganik.

Sifat dari air limbah ketika keluar dari sumbernya adalah basah. Namun, nantinya akan berubah menjadi asam. Hal tersebut disebabkan karena dekomposisi yang berasal dari bahan organiknya. Saat air limbah mulai berubah menjadi asam, nantinya bau yang kurang enak akan langsung tercium.

Bila dari karakteristik bakteriologis yang dimilikinya, air limbah memiliki kandungan mikroorganisme mulai dari jamur, bakteri, protozoa, dan mempunyai peran di dalam proses dekomposisi. Bakteri patogen yang berada di air limbah ini biasanya merupakan bakteri e-coli.

Pengumpulan Air Limbah

Tahap awal dalam proses pengolahan air limbah adalah pengumpulan air limbah dari sumbernya. Prosesnya bisa dilakukan dengan mengumpulkan air limbah dari berbagai sumber ke lokasi pengolahan pada bak yang telah disediakan.

Bak pengendapan awal biasanya digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel besar yang terdapat dalam air limbah, seperti pasir, kertas, atau benda asing lainnya yang dapat mengganggu proses pengolahan selanjutnya.

Apa Itu Limbah B3 dan Contohnya

Seperti namanya, limbah B3 merupakan suatu jenis limbah sisa produksi yang mengandung bahan-bahan berbahaya hingga beracun, sehingga bisa memberikan dampak negatif ketika tidak kelola dengan baik.

Limbah B3 berbahaya karena mengandung zat-zat kimia berbahaya dan beracun. Pada umumnya, jenis limbah yang satu ini dihasikan oleh kegiatan produksi industri, pelayanan kesehatan, pariwisata, hingga rumah tangga.

Secara umum, berikut ini beberapa contoh limbah B3, yaitu:

Pengolahan dengan Metode Stabilisasi

Metode ini dilakukan dengan mengurangi konsentrasi zat berbahaya di dalam limbah B3. Pada umumnya, metode stabilisasi dilakukan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan logam berat.

Simbol-simbol tertentu digunakan sebagai tanda atau informasi tentang sifat produk tersebut. Limbah B3 pun memiliki simbol-simbol tertentu, yaitu:

Contoh limbah B3 dapat menyebabkan berbagai bahaya termasuk pencemaran lingkungan hingga peningkatan emisi karbon. PNG LNG Indonesia bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi karbon.

Cilegon 1Jl. Australia II No. Kav. H1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.

Cilegon 2Jl. Australia 1 Kav. B1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.

Cilegon 3Jl. Australia II Kav. H-1, KIEC, Kota Cilegon, Banten.

SemarangJl. Kw. Industri Candi Tahap V No.A2 53-55, Kota Semarang, Jawa Tengah.

TubanSocorejo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Air limbah domestik (greywater) merupakan air buangan yang berasal dari kegiatan dapur, toilet, wastafel dan sebagainya yang jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran dan dampak terhadap kehidupan di air. Salah satu upaya dalam mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan BOD, minyak dan lemak pada limbah rumah makan dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Proses penelitian ini meliputi proses pembiakan bakteri (seeding) selama 2 minggu, dilanjutkan dengan aklimatisasi selama 3 hari dengan arah aliran down flowup flow dan dilakukan secara duplo di Laboratorium menggunakan reaktor yang terbuat dari kaca dengan dimensi tertentu, bioball dan tanaman kiambang dan debit 0,34 ml/detik menghasilkan efisiensi penurunan BOD sebesar 68,98% dari konsentrasi awal BOD 785,5 mg/l menjadi 235,29 mg/l. Sedangkan efisiensi penurunan minyak lemak sebesar 96,60% dari konsentrasi awal 5213 mg/l menjadi 177,5 mg/l. Dari hasil penelitian yang dilakukan, pengolahan dengan bioball dan tanaman kiambang mampu menurunkan parameter khususnya BOD dan minyak lemak, tetapi nilai tersebut masih diatas baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.Kata Kunci : Biofilter aerob, bioball, tanaman kiambang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengolahan air limbah industri menggambarkan proses yang digunakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan. Setelah pengolahan, air limbah industri (atau limbah) yang diolah dapat digunakan kembali atau dibuang ke saluran pembuangan sanitasi atau ke air permukaan di lingkungan. Beberapa fasilitas industri menghasilkan air limbah yang dapat diolah di instalasi pengolahan limbah. Sebagian besar proses industri, seperti kilang minyak bumi, pabrik kimia dan petrokimia mempunyai fasilitas khusus untuk mengolah air limbahnya sehingga konsentrasi polutan dalam air limbah yang diolah mematuhi peraturan mengenai pembuangan air limbah ke selokan atau ke sungai, danau, atau lautan.  Hal ini berlaku untuk industri yang menghasilkan air limbah dengan konsentrasi bahan organik yang tinggi (misalnya minyak dan lemak), polutan beracun (misalnya logam berat, senyawa organik yang mudah menguap) atau nutrisi seperti amonia. Beberapa industri memasang sistem pra-pengolahan untuk menghilangkan beberapa polutan (misalnya senyawa beracun), dan kemudian membuang air limbah yang telah diolah sebagian ke sistem saluran pembuangan kota.[1][2][3]

Sebagian besar industri menghasilkan sejumlah air limbah. Tren terkini adalah meminimalkan produksi tersebut atau mendaur ulang air limbah yang telah diolah dalam proses produksi. Beberapa industri telah berhasil mendesain ulang proses manufaktur mereka untuk mengurangi atau menghilangkan polutan. Sumber air limbah industri meliputi manufaktur baterai, manufaktur kimia, pembangkit listrik, industri makanan, industri besi dan baja, pengerjaan logam, pertambangan dan penggalian, industri nuklir, ekstraksi minyak dan gas, penyulingan minyak bumi dan petrokimia, manufaktur farmasi, pulp dan industri kertas, pabrik peleburan, pabrik tekstil, pencemaran minyak industri, pengolahan air dan pengawetan kayu. Proses pengolahan meliputi pengolahan air garam, penghilangan padatan (misalnya pengendapan kimia, filtrasi), penghilangan minyak dan lemak, penghilangan bahan organik yang dapat terbiodegradasi, penghilangan bahan organik lainnya, penghilangan asam dan basa, dan penghilangan bahan beracun.

Fasilitas industri dapat menghasilkan aliran air limbah industri berikut:

Air limbah industri dapat menambah polutan berikut ke badan air penerima jika air limbah tidak diolah dan dikelola dengan baik:

Berikut adalah 7 tahapan penting dalam penerapan IPAL yang harus diikuti:

Menghancurkan Partikel yang Merusak

Penghancuran partikel menjadi hal penting yang harus dilakukan agar dapat melindungi alat dari sejumlah partikel yang memiliki sifat merusak.

Infeksius (X-Infectious)

Karakteristik limbah B3 lainnya yang harus diperhatikan adalah infeksius. Artinya, limbah B3 memiliki kandungan mikroorganisme berbahaya terutama untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Limbah ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit tertentu.

Contoh limbah B3 yang memiliki sifat infeksius adalah limbah laboratorium (jarum suntik, pipet pasteur), limbah dari pembiakan organ, limbah sitotoksik, limbah patologi, dan lainnya.

Cara Pengolahan Limbah B3

Dampak negatif atau bahaya dari limbah B3 dapat tersebar dan merugikan banyak pihak termasuk lingkungan. Oleh karena itu, limbah B3 yang dihasilkan industri harus diolah dengan penanganan yang tepat.

Memangnya, bagaimana cara pengelolaan limbah tersebut? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa alternatif yang bisa dilakukan sebagai cara pengelolaan limbah B3, yaitu:

Menghilangkan Material Organik

Saat mengolah limbah cair, pemberian mikroorganisme juga harus dilakukan. Pemberian mikroorganisme ini dilakukan agar material organik yang berada di dalam air akan hilang dan hancur.

Proses Penyaringan dan Pemurnian

Jika sudah melewati tahap pengendapan sekunder, air limbah mungkin masih mengandung partikel-partikel halus dan zat-zat tersuspensi. Oleh karena itu, tahap berikutnya adalah proses penyaringan lanjutan.

Proses ini melibatkan penggunaan berbagai jenis filter dan teknologi penyaringan untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut. Selain itu, beberapa instalasi juga menggunakan bahan kimia tambahan seperti klorin untuk menghilangkan zat-zat tertentu yang masih ada dalam air limbah.

Beberapa sistem pengolahan air limbah juga melibatkan proses deoksigenasi. Ini terutama diperlukan jika air limbah yang akan dibuang kembali ke lingkungan mengandung terlalu banyak oksigen terlarut. Proses deoksigenasi bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air limbah, sehingga sesuai dengan persyaratan lingkungan sebelum dilepaskan kembali ke sungai atau perairan lainnya.